SANTRI GIBOL (GILA BOLA)

by September 19, 2018 0 komentar

SEPAK BOLA, adalah salah satu bidang olah raga paling digemari oleh banyak kalangan; laki-laki maupun perempuab, tua, muda dan terlebih lagi adalah santri. Cinta terhadap bola tidak menjadi persoalan ketat bagi kita. Akan tetapi keseimbangan antara kegilaan terhadap sepak bola dan aktivitas santri perlu di jaga. Dalam arti luas, santri tidak boleh berlebihan, karena berlebihan itu merupakan sifat yang tidak dianjurkan dalam agama, apalagi hal buruk yang memang jadi larangan tersendiri dalam Islam.

Bagaimana dampak sepak bola bagi umat Islam? Mungkin perlu kiranya saya mengajak pembaca untuk berpikir tentang hal kecil yang tanpa disadari merusak aktivitas kita sebagai umat Islam. Banyak hal tidak baik dan menimbulkan dosa yang sumbernya lahir dari dunia sepak bola. Asal muasal adanya sepak bola datang dari orang barat, dimana sebagian besar mereka adalah orang-orang yang tidak searah dengan kita, kemudian sepak bola menyebar ke seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia.

Dalam sebuah ayat Al-Qur’an dijelaskan yang artinya berikut;
“Kaum yahudi dan nasrani tidak akan senag kepadamu hingga kamu mengikuti millah mereka” (Q.S. Al-Baqarah :120)

Setelah  kita mengetahui ayat diatas,  mari buka dengan lebar indra kita. Sepak bola adalah olah raga dengan penggemar terbanyak di dunia dari pada bidang olah raga lain. Apalagi club yang kita sanjung–sanjung adalah sepak bola Eropa, yang mayoritas para pemain dan penggemarnya adalah non-muslim. tidak usah jauh-jauh kita melihat fakta, seperti jadwal pertandingan sepak bola, dimana ia banyak dibenturkan dengan waktu-waktu tertentu, seperti halnya kegiatan shalat. Sering ketika kita nonton pertandingan sepak bola, terlebih di live telivisi, secara tidak langsung, sepak bola menyeret kita lalai terhadap kewajiban kita sebagai umat Islam. Contohnya, banyak diantaranya sering kita merelakan waktu tidur kita hanya demi menonton pertandingan sepak bola. Semalaman mereka labrak. Sehingga imbasnya ke waktu shalat subuh, harus kita libas dengan seenaknya. Bukan lagi dengan dampak terhadap kesehatan tubuh kita, dimana sangat jelas menggangu keseimbangan tubuh.

Kemudian memasuki sisi santri terhadap sepak bola. Lebih dari mayoritas santri yang menyukai sepak bola, bahkan tidak hanya sekedar suka, tapi gila (berlebihan) terhadanya (GIBOL). Lantas bagaimana fenomena tersebut? Saya rasa jika sebatas menyukai, boleh-boleh saja. No a way! dan tidak ada larangan untuk berolah raga. Kalau sebatas berolah raga dengan bermain sepak bola dalam Islam memang telah dianjurkan seperti dalam sebuah hadist :

“orang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih disukai allah daripada orang mukmin  yang lemah” (H.R. Muslim.)

Kaitannya, bahwasanya berolah raga termasuk sepak bola tidak ada larangan apapun. Dengan berolah raga jasmani kita akan sehat dan kuat sehingga bisa melaksanakan banyak kegiatan baik. Namun begitu juga ada batasannya. Kita tidak boleh mencampur baurkan dengan hal-hal yang sekiranya merusak aktivitas wajib kita.

Utamanya bagi penyandang profesi santri. Sudah bukan perkara tabu lagi yang namanya santri gila terhadap bola, banyak ditemukan santri yang melanggar undang-undang pesantren, seperti halnya keluar batas, tidak lain hanya untuk menonton pertandingan sepak bola. Bukan lagi yang bertaruhan ketika tim kesayangannya bertanding. Itu merupakan hal yang sangat ironis bagi setatus santri. Karena taruhan tidak ubahnya perjudian yang menjadi larangan ketat dalam Islam.

Hal demikian harus diperhatikan lebih serius lagi bagi kaum santri. Bisa dikatakan sepak bola sama saja dengan narkoba yang membuat penggunanya kecanduan. Terangsang untuk selalu tau kabar-kabar hangat tentang sepak bola yang kemungkinan besar membuat mereka lupa akan tugas belajar mereka.

Terlepas dari itu, sering pula ditemukan percekcokan santri satu dan lainnya, akibat dampak pertandingan sepak bola yang mereka pikir fanatik. Fanatisme santri terhadap sepakbola membuatnya berpikir egois. Nah, ketika mereka mengutamakan egonya. Rasa tidak mau kalahlah yang mereka pegang yang puncaknya adalah permusuhan. Bukankah permusuhan juga termasuk larangan dalam Islam?

Konklusi

Dari ulasan diatas, seorang santri harus memperhatikan lebih serius status dirinya yang mulia. Kegilaan terhadap bola merupakan hal yang kurang wajar bagi status santri, bukan berarti tidak boleh suka dan cinta terhadap sepak bola, akan tetapi jagalah keseimbangan antara status santri dan aktivitasnya. Tidak boleh berlebihan, karena bagaimanapun sifat berlebihan adalah hal tidak baik dalam Islam.(*)

Oleh :
_________________
*ALFA AT-TAKMIL* adalah nama pena dari Moh. Ali Wafa . Seorang penulis pemula yang lahir di pamekasan, 20 april 1998 , tepatnya di desa plak pak pagantenan itu, saat ini masih duduk di bhangku kelas XI IPA U MA Darul Ulum Bnyuanyar.ia suka menulis sejak duduk di bangku kelas IX MTs Darul Ulum Banyunayar, bergabung Forum Lingkar Pena (FLP) Ranting Banyuanyar. Juga di TOPLIS. Masalah menulis, ia sudah banyak menulis seperti artikel, puisi, diary begitupun cerpen, yang paling ia sagat tekuni. Hidup harus memberi memfaat bagi orang lain. Sarana sederhana yang ialakukan dalam berbagi adalah hanya menulis.*

FLP Banyuanyar

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar