SANTRI DAN PESANTREN

by September 19, 2018 1 komentar

Berdasarkan konsep manusia yang kita kenal dengan fitrah, santri merupakan elemen penting dalam konteks pesantren. Pendidikan pesantren dalam memandang santri masuk pada katagori semua ideologi, karena santri tetap dipandang mempunyai daya kelebihan dan kekurangan yang perlu diperbaiki dalam pendidikan, khususnya pendidikan pesantren kalau pun ada perbedaan kecendrungan pandangan antara ideologi. Hal ini lebih disebabkan oleh cara pandang yang berbeda.

Santri dilihat dari kesamaan dan perbedaannya antar individu dapat dikatagorikan dalam katagori konservatif. Hal ini dikarenakan dalam pendidikan pesantren memiliki prinsip kolektif, bukan individual. Sementara fungsi santri dalam prinsip individu masuk dalam katagori liberal, karena dalam pesantren santri bebas menentukan nasibnya dan menegmbangkan kemandiriaanya.

Jumlah santri dalam sebuah pesantren bisa dijadikan tolak ukur atas maju-mundurnya suatu pesantren itu sendiri. Semakin banyak kuantitas dalam sebuah pesantren, maka semakin di nilai lebih maju, begitupun sebaliknya. Akan tetapi tingkat pencapaian prestasi siswa dalam sistem tradisional dapat diukur dengan totolitas siswa yang berprilaku baik dan bermoral tinggi baik bagi santri yang memang bermukim dalam pesantren itu sendiri maupum yang kalong begitupun dengan santri alumni.

Santri mukim adalah santri yang aktif secara total dalam kegiatan-kegiatan pesantren, santri kalong adalah santri yang tidak secara total aktif dalam kegiatan pesantren, karena dia pemukiman aslinya bersama keluarganya (siswa nyolok), beda halnya dengan santri alumnus (bekas santri aktif), yang hanya datang dan aktif dalam acara insidental. Mereka tidak terdaftar secara resmi sebagaimana santri mukim dan santri kalong. Mereka memiliki hubungan yang sangat kuat dan dekat dengan pesantren tersebut dan memberikan sumbangan dan partisipasi yang tinggi  apabila pesantren membutuhkannya.

Santri  ibarat unsur organik dalam sebuah pesantren. Sehingga santri harus diasah semaksimal mungkin oleh pesantren yang sesuai kurikulum pesantren itu sendiri. Kurikulum adalah penunjang yang sangat urgen dalam mengarahkan peserta didik pada perubahan yang baik. David pratt mengataka, “an organized set or formal education anel / training intention” perkataan itu dapat kita pahami bahwa kurikulum pada dasarnya merupakan seperangkat perencanaan untuk mengantarkan lembaga pendidikan dalam mewujudkan tujuan yang diidamankan. Kurikulum meliputi; tujuan, materi, metode dan evaluasi.

Sebagai lembaga pendidikan, pesantren dengan kurikulum tersebut dapat membentuk kepribadian santrinya, memantapkan akhlak dan melengkapinya dengan ilmu pengetahuan. Materi pesantren bersifat pada keagamaan yang bersumber pada kitab-kitab klasik yang meliput sejumlah bidang antara lain; ilmu tauhid, tafsir, hadist, fiqih, ushul fiqih, tasawwuf dan lain semacamnya.

Jadi santri dan pesantren, tidak hanya menjadi kesesuaian nama semata, melainkan hubungan timbal-balik yang memiliki dasar pendidikan yang baik, seperti halnya pengetahuan dan karakter. (*)

Oleh :
__________________
*EFENDI*, adalah santri aktif pondok pesantren Banyuanyar yang berasal dari desa Bujur Timur. Dilahirkan pada, 05 Desember 1996 . Pria yang ingin jadi orang sukses dunia-akhirat itu masih baru menyelesaikan pelajarannya di bangku MA, jurusan IPA U.**

FLP Banyuanyar

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

1 komentar:

  1. Dan yang tak kalah pentingnya, harus juga dibangun pemikiran bagaimana santri nantinya tidak hanya paham tentang keagamaan, namun juga ikut berdedikasi dunia luar.

    BalasHapus