KITAB DAN BUKU DALAM PERSPEKTIF SANTRI

by September 19, 2018 0 komentar

Perlu kita ketahui bahwa pendidikan sebagai salah satu komponen pembangun bangsa yang memiliki fungsi strategis untuk membentuk manusia yang bermoral dan berakhlak baik. Sehingga hal demikian, dapat mengantarkan pesrta didik menuju keseimbangan pribadi antara kecerdasan intelektual dan dengan kecerdasan emosional yang sejalan dengan tuintunan Islam.

Oleh karena itu, dibutuhkan lembaga pendidikan Islam yang dapat memenuhi  dua kebutuhan tersebut. Pesantren adalah salah satu lembaga yang menitik-beratkan pada tradisi keislaman yang sangat kental di tengah kehidupan sosial sebagai sumber utama pada akhlak.

Pesantren mengajarkan sangat detail masalah akhlak, disamping mengajarkan bagaimana etika dalan beribadah, mencari ilmu, dan beretika sosial. Lebih dari itu, pesantren juga mampu dengan sebuah pemahaman lingkungan melalui kebiasaan yang akhirnya menjadi sebuah tradisi, yakni tradisi yang unik yaitu sebuah komunitas yang jarang ditemukan dalam lembaga–lembaga luar pesantren.

Sebagai lembaga yang berbasis Islam, pesantren memiliki tradisi mengkaji dan mempelajari kitab kuning sebagai  salah satu sumber pengetahuan. Dengan tradisi inilah santri atau peserta didik pesantren dapat berbekal dengan baik dalam menghadapi tantangan carut-marut dunia dan dapat membentuk para generasi Islam yang handal untuk menjalakan risalah yang dibawa oleh Nabi kita.

Namun seiring dengan perkembangan zaman pendidikan yang mulai mengglobal saat ini, tradisi-tradisi yang bersumber dari para pejuang Islam terdahulu itu, mulai terminimalisir. Sudah banyak kita temukan hal-hal yang di pacu oleh munculnya buku-buku modern yang mulai tidak mengarah pada pendidikan masa dulu dan tidak berbasis sebagai pembangun iman. Namun malah memporak polandakan.

Santri beranggapan bahwa belajar kitab kuning kurang begitu cocok untuk menghadapi zaman sekarang. Zaman yang serba modern ini sudah bukan zamannya dihadapkan pada kitab kuning dan mempelajarinya. Begitu mereka mengatakan.

Tapi kenyataannya, kemodernan zaman sekarang justru disebabkan banyak orang–orang barat yang mengkaji dan mempelajari kitab kuning. Mereka tau bahwa ulama Islam terdahulu adalah barometer pendidikan. Sehingga orang-orang barat mengadopsi pemikiran-pemikiran Islam.

Perlu kita tau bahwa sejatinya kitab kuning yang mulai sudah kita tinggal sekarang tidak hanya berisi tentang agama saja, banyak didalamnya terdapat ilmu-ilmu umum, seperti kedokteran, astronomi, ilmu hisab, sastra dan lain semacamnya.

Jadi sangat disayangkan jika seorang santri sudah mulai acuh tak acuh lagi terhadap kitab kuning, yang justru di dalamnya mengandung secara komplet pemikiran-pemikiran dahsyat yang tidak ada dalam buku-buku modern saat ini.(*)

Oleh :
__________________
*NURUL LUTFI* , adalah pria kelahiran pamekasan, 01 januari 1998, yang menyandang nama pena luthfy el-nafiel. Anak yang mempunyai impian  menjadi seorang penulis sekaligus satrawan itu bertempat tinggal di desa yang terpencil dan bersahaja, sana daya.*

FLP Banyuanyar

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar