STASIUN KERETA

by Oktober 29, 2018 0 komentar
Oleh: Syaiba Fahuril

Derit lantang kini kalah pada debar
pesona pinggulmu, sayang.
Lalu-lalang begitu rel memanjang
Kepala menunduk
Perih mata
Gerah merah
Kaki linglung
Ketuk hati adalah janji abadi
"Lilitlah waktu agar tidak timbul cemburu"

Dari kejauhan basi
Sampai detik ini
Aku dan kau masih leluasa di kawal masalah atas salah mengerti.

Tidak sengaja ku dengar
Kau ingin leluasa memantau
Sedangkan cinta itu jauh di pulau.

Sudahlah, aku dan kau sudah punya lirik sedu sedang masing-masing untuk di kenang
Itu hanya perumpamaan antara puisi yang ku racing di tungku hati.

Madura, 20 Oktober 2018

FLP Banyuanyar

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

0 komentar:

Posting Komentar