SERIBU KEBANGGAAN SEORANG SANTRI

by September 19, 2018 1 komentar

"Santri adalah generasi penerus yang tidak hanya agamis tapi juga intelek. Bangsa yang besar di belakangnya selalu ada santri yang berdoa dan berusaha. Banga jadi santri"
***

Profesi santri bagi saya adalah sebuah kebanggan yang luar biasa. Siapa saja yang memilih menjadi seorang santri, dia sudah mengambil pilihan yang besar tentunya. Karena di pundak kaum santri-lah sebenarnya amanah besar dititipkan. Selama ini, santri ibarat lentera di tengah pusaran pertempuran peradaban yang kian mencekam. Bahkan pada saat gelora dan hiruk-pikuk hedonisme kian memanas, maka kaum santri tampil di garda paling depan sebagai benteng yang siap tangkis.

Memang, mendengar istilah Santri dan pesantren, mungkin yang akan terbesit di benak kita sebuah tempat menuntut ilmu agama, yang memilki peraturan ketat dengan sarana yang serba sederhana, sebuah tempat kuno yang tidak didukung dengan tekhnologi yang maju. Dan  bahkan andai kata orang tua kita  menawari kita untuk mondok di pondok pesantren. Mungkin kita akan banyak pertimbangan yang sangat lama atau langsung menolaknya. Berbeda jika orang tua kita menawari kita untuk belajar di sekolah luar (pendidikan formal), tanpa banyak kata pasti kita akan lansung mengiyakan. Itu hanya bagi orang yang berpikir dangkal. Tapi bagi orang yang benar benar berpikir akan eksistansi sebuah pesantren yang sejati. Maka, santrilah sebagai orang-orang pemenang, karena gerakan pertama yang berhasil dalam memberikan kontribusi yang amat besar terhadap kemerdekaan negara kita dulu adalah santri, berlanjut hingga sekarang, santri memilki peran penting dalam perdamaian masyarakat.

Apakah hanya dengan sarana yang serba terbatas itu, pesantren dipandang sebelah mata? Atau karena di pesantren tidak bebas, semuanya serba dibatasi dengan peraturan? Sarana dalam pesantren yang serba kurang, terlebih pesantren salafi, dimana hanya menggunakan kitab klasik sebagai bahan pembelajaran, dan tidak dilengkapi dengan fasilitas seperti tekhnologi; komputer, mikroskop juga internet dan lain sebagainya. Kendati demikian, kualitas ilmu yang didapat seorang santri lebih unggul daripada pendidikan formal di luar. Apalagi di bidang ilmu agama yang sangat mumpuni. Seperti, ilmu tauhid, ibadah, taswwuf, fiqih dan lain semacamnya.

*Santri*

Ada beberapa hal yang menjadi ciri khas para santri. Diantaranya;

Pertama ; berbudi pekerti yang baik

Pesantren sebagai tempat pendidikan bagaimana bersikap baik (mahmudah) seperti, tawadduk (rendah hati), ta’awwun (tolong menolong), sabar (menahan diri), Qonaah (menerima apa adanya) dan lain sebagainya. Dan menjauhkan diri dari sifat yang buruk, seperti halnya dengki, dusta, sombong dan lain sebagainya. Dengan itu, hal maklum jika santri lebih disegani oleh masyarakat luas. Karena sifat-sifat itulah yang dimiliki oleh seorang santri.

Kedua; penggerak amal makruf nahi mungkar

“Dan hendaklah diantara kamu segolongan umat yang menyeru pada kebajikan, menyuruh pada yang makruf dan mencekah pada yang mugkar. Mereka adalah orang-orang yang beruntung”  (Q.S. Al-Imron, 104)

Ayat itulah yang dijadikan pedoman oleh santri dalam hidupnya. Salah satu ciri-ciri seorang santri, mereka mengajak orang lain untuk melakukan kebaikan dan mencegah perbuatan mungkar. Mereka adalah penjaga perdamaian dan ketentraman di muka bumi, seperti halnya memberikan ceramah dan yang lainnya. Dengan itulah, santri memiliki peran penting dalam perjalanan agama islam sebagai  generasi para ulama yang akan menyampaikan risalah nabi kita.

Ketiga ; penuntun masyarakat

Sebagai umat beragama, sudah sewajarnya jika mempunyai aturan dan kewajiban dalam agama yang disandang. Bagi orang Islam, rukun Islam merupakan hal paling pokok dalam kehidupannya. Dengan itu, mereka membutuhkan seorang guru untuk mengajari mereka. Sebab ajaran agama Islam tidak cukup dengan teori saja melainkan butuh praktek dan tata cara pelaksanaannya. Di Indonesia, ilmu agama tidak bisa didapatkan secara maksimal dalam pendidikan formal, karena waktu yang sangat singkat dan kurangnya praktek dalam kesehariannya. Satu-satunya tempat untuk bisa belajar secara menyeluruh tentang ilmu agama hanyalah di pondok pesantren saja. Sebab di pesantren serba mengandung nila-nilai agama yang sangat kental, seperti adanya shalat berjema’ah, ajian kitab dan rutinitas baca Al-Qur’an. Sehingga santrilah penyalur dari ilmu agama kepada masyarakat.

Keempat ; selalu taqwa kepada allah

Banyak orang yang ingin mendapatkan kesuksesan saat mereka dewasa. Ada yang berharap menjadi orang kaya, orang terhormat, dan orang yang berkuasa. Namun, banyak yang menemukan bahwa impian sulit menjadi kenyataan. Dan banyak pula yang hidupnya tidak tenang setelah meraih impiannya.

Hal itu biasanya disebabkan karena rasa tidak puas dan kekhawatiran akan hilangnya apa yang telah mereka miliki. Padahal dalam dalam sebuah ayat sudah dijelaskan oleh Allah seperti berikut;.

“Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. Ath-Thalaq: 2-3)

Dengan berpegang pada firman Allah itulah santri menjalani kehidupan yang fana’ ini. Mereka percaya bahwa dengan menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya mereka akan dicukupi rizkinya oleh Allah. Mereka memasrahkan seluruh hidup mereka kepada Allah. Mereka percaya bahwa Allah telah menanggung rizki mereka di dunia.

Kelima ; tegas dan cerdas

Memang seharusnya santri berjiwa pemberani untuk setiap kebenaran dan berkata salah untuk setiap kebatilan tanpa harus mengenal kompromi. Namun demikian ketika mereka berhadapan dengan masalah furu’iyah, maka pada kondisi seperti itu santri harus mampu mengedepankan nilai-nilai toleransi dan memberikan pemahaman yang baik kepada masyarakat cara menyikapi perbedaan itu dengan sebaik mungkin, bahwa masalah furu’ dalam agama bukanlah sebuah persoalan yang harus ditanggapi serius untuk kemudian dijadikan ajang perdebatan.

Sayang seribu sayang, banyak orang yang tidak mengetahui hal-hal di atas. Mereka meremehkan santri, padahal santri memiliki kelebihan-kelebihan seperti di atas dan juga keunggulan-keunggulan lain yang sangat banyak jumlahnya.

Oleh karena itu, sebelum sesal datang di kemudian hari, jadilah seorang santri. Jadilah santri yang benar-benar santri (santri tulen), jangan menjadi santri yang asal-asalan!(*)

Oleh :
________________
*M SIRYI ZAMIL*, Santri Banyuanyar asal Tobai Barat Sokobanah Sampang. The founding father Forum Silaturahmi Antar Santri dan Alumni Sampang (FORSIASA)

FLP Banyuanyar

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

1 komentar: