KEMARAU

by Oktober 28, 2018 3 komentar
Oleh: Syaiba Fahuril

Tragedi tak usai
Kemarau berkelana
Di jantung mega
Astaga...!

Kenapa tanah menyimak saja?
Padahal ini bukan lolucon yang pantas ditertawakan sesama

Aku ingin langit bernostalgia mengisir riak hujan

Basahi ribuan kehangatan yang sungguh gulita.

Apa karna kehidupan mulai menua?
Senyum rekah para petani secepat itu sirna
keangkuhan kita setara dengan dosa yang buncah

Berceceran bagaikan darah di masa kelam bersejarah

Kalau sekiranya aku harus memacu sujud yang bermusim?

Lebih pantaskah aku alunkan kata meminta pada Maha Kuasa

"Sepertinya gerah terlalu lama mengerogoti tubuh mendesak terhimpit desah, uh... ".

28 Oktober 2018

FLP Banyuanyar

Developer

Cras justo odio, dapibus ac facilisis in, egestas eget quam. Curabitur blandit tempus porttitor. Vivamus sagittis lacus vel augue laoreet rutrum faucibus dolor auctor.

3 komentar: